Ketika RI 2 Berkunjung ...

Rabu, 2 Juni 2010, merupakan hari istimewa untuk SMA Negeri 1 Teladan Yogyakarta. Pasalnya, Wakil Presiden atau RI 2, Boediono menyempatkan diri untuk berkunjung ke SMA Teladan. Kedatangan Beliau disambut dengan berbagai sikap dari berbagai pihak, khususnya Pihak Sekolah dan Siswa.

Dua hari sebelum hari-H, Senin, 31 Mei 2010, secara resmi kabar kedatangan Boediono sampai ke pihak sekolah. Sehingga mulai saat itulah, SMA Teladan mulai berbenah diri. Istilah kerennya berdandan. Ya, berdandan, karena menurut beberapa siswa, kedatangan Boediono menyebabkan SMA Teladan terlihat tidak natural dan terkesan dibuat-buat.

Pihak Sekolah pun merasa kewalahan. Beberapa karyawan yang mempersiapkan tempat mengaku, kedatangan tokoh ini sangat merepotkan.

Bukannya menolak kedatangan orang papan atas negeri ini, melainkan seringkali muncul rasa penghormatan yang terlalu tinggi. Eksklusivisme muncul secara meledak-ledak. Pengamanan diperketat, KBM dipotong, dan pengusiran siswa merupakan rangkaian peristiwa yang mengiringi detik-detik kedatangan Boediono.

Boediono sendiri bermaksud ingin merasa dekat dengan siswa atau pelajar. "Jika berkunjung ke daerah-daerah, saya selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan anak-anakku (siswa-red)" akunya Boediono.

Mengapa tidak terbesit dalam pikiran kita, untuk menyambut seseorang yang mencari keadaan sesungguhnya, kita malah merepotkan diri sendiri untuk menyambutnya. Dengan konsistensi kita untuk berdandan ketika petinggi negara tiba, kita sama saja berbohong. Kita bertujuan menyenangkan para pemimpin. Padahal kondisi nyata akan sangat dicari oleh para petinggi itu.

Bagaimana mungkin, pemerintah akan mengetahui apa yang terjadi di lapangan, sedangkan kita sendiri menutup-nutupinya.

MyPosts