Bayangkan kedua orang tua mu yang amat sangat mencintaimu tanpa syarat.
Mereka selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untukmu bukan?
Apa pun yang kamu minta, jika itu yang terbaik untuk kamu,
mereka PASTI akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi keinginanmu.
Bayangkan kembali,
jika suatu hari orang tuamu memberikanmu mobil yang sudah sedari kecil kamu idam-idamkan.
Karena sangat menyayangimu mereka bekerja banting tulang untuk mobil itu,
hanya agar dapat menyenangkan hati anak kesayangannya.
Kamu yang menerima mobil idaman itu tentu saja merasa sangat bahagia bukan?
Bahkan mungkin matamu tak ingin lepas dari memandangi mobil baru itu.
Setiap hari akan kau bersihkan mobil itu,
akan kau kendarai mobil itu dengan sangat hati-hati agar tidak rusak.
Lama kelamaan cinta mu pada mobil itu semakin besar.
Ketika ibumu minta tolong untuk di antarkan ke dokter engkau menolak karena harus ke bengkel.
Ketika ayahmu ingin ditemani jalan-jalan sore engkau menolak karena harus mencuci mobil kesayanganmu.
Sekarang coba pikirkan perasaan kedua orang tuamu.
Wajarkah jika mereka cemburu?
Wajarkah jika mereka kesal dan marah padamu?
Bagaimana pun juga merekalah yang telah membeli mobil itu karena besarnya rasa cinta mereka padamu,
dan sekarang kau justru jauh lebih mencintai mobil itu dari pada mencintai kedua orang tuamu yang memberikanmu mobil itu.
Mungkinkah karena kesedihan kedua orang tua mu yang semakin besar mereka memutuskan untuk mengambil mobil itu dari mu?
Supaya engkau kembali menyayangi orang tuamu lebih dari apa pun juga?
Mungkinkah? Mungkin saja bukan?
Analogi itu menggambarkan hubungan kita antara Allah, dirimu, dan saya.
Anggap saja saya seperti mobil itu.
Allah mempertemukan kamu dengan saya,
dan mungkin begitu pun sebaliknya,
karena Ia sangat mencintai kamu.
Ar-Rahman yang selalu menyayangi setiap hamba-hambanya tanpa syarat.
Lalu karena begitu inginnya kamu menjadikan saya istrimu,
kamu melakukan berbagai hal untuk menyenangkan hati saya.
Pada bulan pertama
kamu selalu rutin datang ke rumah saya.
Dan menghubungi saya paling sedikit lima kali dalam sehari,
belum di tambah sms dan email yang sering kamu kirimkan.
Namun orang tuamu mengeluh pada saya bahwa kamu jarang menunaikan ibadah sholat yang lima waktu itu.
Kamu bisa rutin menghampiri saya dan berusaha sekuat tenaga untuk terhubung dengan saya.
Tapi apakah kamu rutin mendatangi Allah dan berusaha sekuat tenaga untuk terus dekat denganNya?
Padahal siapakah yang mempertemukan kamu dengan saya?
Wajarkah jika Allah marah karena kamu lebih banyak memikirkan saya?
Bulan kedua kamu mengirimkan saya berbagai barang-barang kesukaan saya.
Kamu kirimkan juga kartu-kartu yang penuh berisikan pujian tentang diri saya.
Namun dalam bulan itu banyakkah engkau mengirimkan pujian-pujian kepada Allah?
Sempatkah engkau dalam sehari mengagumi kehebatanNya?
Menggumamkan dzikir-dzikir yang Allah sukai?
Engkau sibuk membaca buku-buku dan mencari tau tentang kesukaan saya dan bagaimana caranya untuk menarik hati perempuan.
Tapi sempatkah engkau menyelami Al-Qur’an untuk mencari tau bagaimana caranya menarik hati Tuhanmu?
Padahal siapakah yang mempertemukan kamu dengan saya?
Wajarkah jika Allah cemburu karena kamu lebih banyak menghabiskan waktumu untuk saya?
Pada bulan ketiga kamu benar-benar membuat saya kagum dengan semua perubahanmu.
Kamu bekerja keras untuk menjadi yang terbaik.
Dan kamu bahkan mendekatkan diri kepada Allah yang sangat mencintaimu.
Awalnya,
melihat semua itu saya sungguh sangat bahagia.
Saya mengira mungkin ini jalan yang di berikan Allah untuk mendekatkan kita.
Namun,
ketika kau katakan bahwa semua yang telah kamu lakukan adalah karena saya sebagaik alasannya,
saya sungguh merasa kecewa.
Saya hanya hamba Allah seperti kamu.
Saya tidak pantas untuk dijadikan alasan dan tujuan dalam apa pun yang kamu lakukan dalam hidup.
Jika saya mati, apakah artinya semua sikap baikmu akan terhenti?
Karena tujuan dan alasan hidupmu mati?
Wajarkah jika Allah kecewa karena bukan Ia yang enkau jadikan alasan dan tujuan?
Mungkinkah ia mengambil saya dari dunia agar kamu kembali menjadikanNya tujuan hidupmu?
Jika saya mengikuti nafsu dunia,
tentu saja saya akan merasa sangat bahagia diperlakukan dengan sebaik ini olehmu.
Tentu saja akan saya terima lamaranmu melihat betapa besarnya sayangmu pada saya.
Namun saya takut.
Saya takut saya jadi jauh lebih mencintaimu dari pada mencintai Allah yang jauh lebih mencintai saya.
Saya membutuhkan seorang pendamping hidup yang bukan hanya mencintai saya,
tapi yang dapat membantu saya untuk jauh lebih mencintai Allah.
Kamu adalah manusia yang penuh dengan kelebihan yang perlu disyukuri.
Saya akan selalu mendoakan yang terbaik untukmu.
Semoga kamu bisa mengambil pelajaran dari ini semua.
Percayalah jika kamu sudah bisa mencintai Allah lebih dari apa pun juga,
Ia akan memberikanmu pasangan yang dengannya kamu bisa lebih mencintai Tuhanmu.
Dan jika saya memang jodohmu, saya akan kembali lagi dalam hidupmu nanti.
Kamu pasti bisa menjadi pecinta yang terbaik, Insya Allah.
--Surat jawaban keputusan dari seorang akhwat untuk ikhwan yang mencintainya. dari sebuah blog milik Miss Juwie nun jauh di Amerika--
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
MyPosts
-
►
2016
(3)
- ► Des 18 - Des 25 (3)
-
►
2015
(3)
- ► Jul 12 - Jul 19 (2)
- ► Jul 5 - Jul 12 (1)
-
►
2014
(3)
- ► Nov 23 - Nov 30 (1)
- ► Mar 9 - Mar 16 (1)
- ► Feb 2 - Feb 9 (1)
-
►
2013
(8)
- ► Okt 13 - Okt 20 (1)
- ► Sep 1 - Sep 8 (1)
- ► Jun 2 - Jun 9 (1)
- ► Apr 28 - Mei 5 (4)
- ► Jan 13 - Jan 20 (1)
-
►
2012
(22)
- ► Des 2 - Des 9 (1)
- ► Nov 25 - Des 2 (1)
- ► Nov 4 - Nov 11 (1)
- ► Okt 7 - Okt 14 (1)
- ► Sep 23 - Sep 30 (1)
- ► Sep 16 - Sep 23 (1)
- ► Sep 9 - Sep 16 (1)
- ► Sep 2 - Sep 9 (2)
- ► Jul 29 - Agu 5 (1)
- ► Jun 3 - Jun 10 (1)
- ► Mei 27 - Jun 3 (2)
- ► Mei 20 - Mei 27 (2)
- ► Mei 13 - Mei 20 (1)
- ► Apr 15 - Apr 22 (1)
- ► Apr 8 - Apr 15 (1)
- ► Feb 12 - Feb 19 (3)
- ► Feb 5 - Feb 12 (1)
-
►
2011
(10)
- ► Nov 27 - Des 4 (1)
- ► Nov 13 - Nov 20 (1)
- ► Okt 23 - Okt 30 (3)
- ► Mei 1 - Mei 8 (1)
- ► Apr 17 - Apr 24 (2)
- ► Feb 6 - Feb 13 (1)
- ► Jan 9 - Jan 16 (1)
-
►
2010
(19)
- ► Des 5 - Des 12 (1)
- ► Okt 17 - Okt 24 (1)
- ► Sep 26 - Okt 3 (1)
- ► Sep 5 - Sep 12 (1)
- ► Agu 29 - Sep 5 (2)
- ► Agu 22 - Agu 29 (2)
- ► Agu 8 - Agu 15 (1)
- ► Agu 1 - Agu 8 (3)
- ► Jun 20 - Jun 27 (1)
- ► Jun 13 - Jun 20 (2)
- ► Jun 6 - Jun 13 (1)
- ► Mei 23 - Mei 30 (1)
- ► Mei 9 - Mei 16 (2)
-
▼
2009
(118)
- ► Des 13 - Des 20 (1)
- ► Nov 15 - Nov 22 (1)
- ► Nov 8 - Nov 15 (1)
- ► Okt 4 - Okt 11 (1)
- ► Sep 27 - Okt 4 (4)
- ▼ Sep 13 - Sep 20 (6)
- ► Sep 6 - Sep 13 (10)
- ► Agu 30 - Sep 6 (12)
- ► Agu 23 - Agu 30 (10)
- ► Agu 16 - Agu 23 (5)
- ► Agu 9 - Agu 16 (8)
- ► Agu 2 - Agu 9 (9)
- ► Jul 26 - Agu 2 (22)
- ► Jul 19 - Jul 26 (3)
- ► Jul 12 - Jul 19 (14)
- ► Jul 5 - Jul 12 (3)
- ► Jun 28 - Jul 5 (1)
- ► Jun 14 - Jun 21 (7)
Teladan Science Club (TSC) on Facebook
subhanallah .. bagus artikelnya
BalasHapuswah artikel yang menarik...
BalasHapusijin saya copas ya ke http://inilahkehidupan.wordpress.com/2011/04/23/analogi-antara-cinta-kita-dan-allah/
:)
makasih...