Siswa SMA 1 Jogja bikin program canggih pengontrol belanja


2011040193529_ikhsan2_copy_swit.jpg

Siswa kelas XI IPS SMA 1 Jogja, Ikhsan Brilianto, menyadari nafsu belanja itu sulit dikendalikan. Mengatasi itu, ia mengembangkan software atau perangkat lunak ponsel yang bisa mengendalikan nafsu belanja sesuai dana dan kebutuhan.

Ditemui di sekolah kemarin pagi, siswa berusia 17 tahun itu menguraikan, ide membuat software yang bisa memindai barang belanjaan melalui ponsel muncul setelah mengamati pola belanja di minimarket dan supermarket.

Belanja di toko berkonsep swalayan – pembeli mengambil barang yang dibutuhkan – ada kecenderungan barang yang dibeli melebihi kebutuhan. Terlebih bila pembeli menggunakan kartu kredit. Hal itu berdampak, belanja di swalayan cenderung over budget.

Nah, temuan Ikhsan ini solusi agar pembeli tidak berbelanja melebihi jumlah uang yang dianggarkan. Menggunakan Eclipse yang termasuk open source, Ikhsan bisa membangun program berbasis Java atau dikenal Java Development Tools, yang bisa dimasukkan dalam ponsel.

Adapun hasil dari pengembangan program berbasis Eclipse itu dinamakan Future Market dan berfungsi sebagai pemindai bar code barang. Saat memindai kode, program otomatis terhubung dengan voucher belanja. Sehingga bila pembelian dilakukan, jumlah uang dalam voucher otomatis berkurang.

“Prinsip kerjanya serupa dengan voucher pulsa, seseorang harus terlebih dahulu membeli satuan kredit yang rencananya akan dijual di minimarket-minimarket sebelum menggunakannya untuk berbelanja,” jelas Ikhsan saat ditemui Harian Jogja di sekolah setempat, Kamis (31/3).

Karena prinsipnya serupa dengan voucher pra-bayar, lanjut Ikhsan, maka ketika jumlah uang yang ada dalam voucher habis, pembelian tidak bisa dilakukan. “Itu bisa mengontrol agar barang yang dibeli sesuai dengan kebutuhan,” jelasnya.

Ikhsan mengembangkan program yang dinamakan Future Market itu dengan rekan sekolahnya, Greha Devana Candra, yang duduk di kelas XII IPA SMA 1 Jogja.

Secara teknis, lanjut dia, program itu hanya dapat diterapkan pada ponsel android, sebab program di ponsel itu bersifat opensource – yang memungkinkan pengguna untuk mengembangkannya.

“Saat ini penelitian ini masih dalam proses pengembangan, saya berharap secepatnya hasil ini benar-benar digunakan secara nyata,” tutur remaja yang sempat melombakan penelitiannya dalam Indonesia Science Project Olympiade di Jakarta akhir Februari lalu dan memperoleh juara I tingkat nasional.

Future Market juga telah diujikan ke masyarakat, antara lain, konsumen dan minimarket. Respons masyarakat, papar dia, cukup baik. Terkait hak paten, akan diurus secepatnya seusai proses pengembangan selesai.

Perangkat lunak ini, sambungnya, tidak bisa diperlakukan seperti alat karena cakupannya lebih luas, yakni bagaimana dapat mengubah karakter konsumen sehingga dapat mengatur diri sendiri.

Siswa kelas XI IPS ini juga berencana untuk membawa hasil penemuannya ini dalam kejuaraan bidang informatika tingkat dunia, Infometrics, di Rumania awal Mei mendatang.

Kendala dalam penelitian yang dia lakukan muncul ketika dirasa kurangnya kepedulian pemerintah terhadap hasil penelitian siswa. “Biaya dalam kompetisi tersebut sepenuhnya ditanggung oleh peserta, sekolah akan berusaha membantu, namun jika belum mncukupi kemungkinan besar akan batal berangkat,” ucapnya.(Wartawan Harian Jogja/Switzy Sabandar)

1 komentar:

MyPosts